Kualitas Air Ikan Nila

Kualitas Air Ikan Nila – Sebelum kita akan memulai untuk budidaya ikan nila maka langkah pertama adalah mempersiapkan indukan ikan terlebih dahulu. Indukan yang baik adalah indukan yang telah cukup umurnya dan telah siap memijah dengan rasio yang ideal antara jantan dan betina adalah 1 : 3. Banyaknya ikan yang akan disebar dalam satu kolam tergantung dari besarnya kolam tersebut. Perlu diperhatikan jangan sampai ikan dalam satu kolam terlalu padat populasinya, karena hal ini akan menghambat pertumbuhan ikan dan membuat ikan stress.

Dan hal yang juga sangat penting berikutnya adalah kualitas air kolam yang digunakan. Apabila kualitas air kolam ini kurang baik maka pertumbuhan ikan juga kurang baik dan cenderung terhambat. Untuk menentukan kualitas air kolam kita dapat memperhatikan beberapa parameter berikut :

Suhu air ini memegang peranan yang penting karena akan mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan organisme dan juga berpengaruh pada jumlah pakan yang dikonsumsi organisme atau biota perairan. Suhu ini juga akan berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Untuk hidup ikan nila biasanya suhu yang optimal adalah antara 14-38°C. Pada masa pemijahan, ikan nila secara alami memijah pada suhu 22-37°C namun suhu yang baik untuk perkembang biakannya adalah pada angka 25-30°C.

  • pH

Kadar pH ini merupakan indikator dari tingkat keasaman pada air kolam. Kadar pH ini sangat dipengaruhi dari berbagai hal diantaranya adalah aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan kation dalam air kolam. Kadar pH yang cocok untuk pertumbuhan ikan nila adalah berkisar antara 5 hingga 11, sedangkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang lebih optimal kadar pH yang paling baik adalah antara pH 7–8. Anda dapat mengukur kadar pH air kolam ini menggunakan alat yaitu pH meter.

  • Amonia

Amonia ini merupakan indikator dari ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Amonia (NH3) merupakan hasil dari bahan organik dalam bentuk sisa pakan yang membusuk di perairan, selain itu juga dapat berasal dari kotoran ikan ataupun organisme plankton dari bahan organik yang tersuspensi. Bahan – bahan organik yang banyak mengandung protein yang mengalami pembusukan akan menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Apabila proses pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan dengan lancar maka akan menghasilkan penumpukan NH3 yang apabila terlalu banyak juga akan membahayakan bagi ikan.

  • Oksigen terlarut

Kandungan oksigen terlarut ini memegang peranan penting dalam proses respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain sebagainya. Oksigen terlarut ini secara alami dapat dihasilkan dari difusi oksigen yang ada pada atmosfer sekitar 35% dan juga dari aktivitas fotosintesis yang dilakukan tumbuhan air dan fitoplankton. Untuk hidup ikan nila kadar oksien terlarut yang optimal adalah lebih dari 5 mg/l.

  • Kekeruhan Air

Kekeruhan air yang disebabkan karena pelumpuran yang terjadi di dasar kolam khususnya kolam tanah juga akan menghambat pertumbuhan ikan. Berbeda halnya bila kekeruhan tersebut terjadi karena adanya plankton, maka air yang kaya plankton akan berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan yang disebabkan karena adanya diatom. Plankton jenis ini merupakan pakan alami yang baik untuk ikan nila, berbeda dengan plankton biru yang justru kurang baik. Namun perlu diperhatikan kalau tingkat kekeruhan karena plankton ini juga harus dikendalikan.