Material Pembentuk Beton – Beton merupakan bagian bangunan yang dibuat dari pencampuran bahan Semen, Agregat Kasar (Kerikil atau Split), Agregat Halus (Pasir) dan Air. Namun tidak jarang pula beton ditambahkan zat Additive sebagai komponen ke 5. Zat additive merupakan cairan Kimia yang memiliki fungsi yang bermacam – macam, seperti halnya mempercepat pengerasan beton, memperlambat maupun fungsi lainnya.
Semua komponen tersebut dicampurkan sedemikian rupa dengan takaran atau perbandingan sesuai kebutuhan. Perbandingan ini disesuaikan dengan target mutu Kekuatan Beton yang kita inginkan atau dibutuhkan pada suatu bangunan.
Mutu atau kekuatan Beton ini merupakan kekuatan atau daya tahan beton dalam menerima Gaya Tekan hingga beton tersebut mengalami Pecah (crash). Pengukuran mutu atau kekuatan beton tersebut dapat dilakukan dengan mengukur tingkat kekerasan beton menggunakan alat seperti Mesin Penetration Test (di Laboratorium) atau menggunakan alat seperti hardness tester maupun alat uji NDT.
Perbedaan komposisi pada campuran beton yang digunakan akan membuat betonpun memiliki kualitas yang berbeda – beda. Sebagai contohnya bila kita menggunakan campuran semen yang lebih banyak maka beton yang dihasilkan akan semakin kuat pula.
Namun kita juga tidak dapat mengesampingkan campuran pasir dan batu kerikil karena material tersebut juga akan mempengaruhi kekuatan beton, bahkan kandungan lumpur / tanah yang ada pada Agregat juga mempengaruhi mutu beton. Namun kandungan lumpur / tanah justru akan membuat beton semakin jelek mutunya.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan dari material pembentuk beton tersebut :
- Semen (cement = c) : apabila campuran semen diperbanyak maka akan membuat kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat karena semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus, jadi dapat disimpulkan bahwa semen ini merupakan bagian yang akan mengikat seluruh agregat.
- Air (water = w) : Apabila air yang digunakan terlalu banyak juga akan membuat kekuatan beton menurun, air yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan banyaknya semen yang digunakan. Hal ini karena air digunakan untuk melarutkan semen atau digunakan sebagai “Pereaksi”, yaitu menciptakan reaksi bagi Semen agar bisa menjadi pasta dan mengikat Agregat yang ada.
- Agregat Halus (Pasir) : Pasir dalam beton bangunan digunakan sebagai bahan pengisi, bila penggunaannya terlalu banyak juga akan menurunkan kualitas beton. Namun penggunaan pasir ini juga tidak dapat dikesampingkan.
- Agregat Kasar (Kerikil atau Split / Batu Pecah) : Penggunaan agregat kasar ini juga harus disesuaikan dengan jumlah pasir yang digunakan, karena bila terlalu banyak maka dikhawatirkan pasir tidak dapat mengisi rongga yang dibuat oleh agregat kasar ini sehingga akan menurunkan kualitas beton.